Friday, August 04, 2006

Simbokku... Nenekku...

Orang tua saya punya seorang pembantu. Walaupun jabatannya adalah pembantu rumah tangga, tapi di mata saya wanita tua itu adalah nenekku. Beliau sudah bekerja puluhan tahun sejak orang tuaku menikah. Jadi, dari mulai lahir kakak, saya, hingga kedua adik saya... simbok (demikian panggilan akrabnya), mengurusi, mendampingi, dan turut membesarkan kami berempat.

Kalo Lebaran tiba, simbok selalu membawakan kami buah-buahan, jajanan, ato apa saja yang sedang musim di kampungnya. Mungkin karena tidak memiliki anak dan suami, beliau tidak terlalu suka berlama-lama di kampung halamannya.

Saya juga masih ingat, saat adik yang bungsu (saat itu masih usia 10 tahunan) pergi dari rumah sehabis kena marah papa. Simbok ikut menangis meraung-raung dan sangat cemas dengan keberadaan adik saya. Akhirnya, adik saya pun dapat ditemukan… Begitulah, saya dapat melihat bahwa simbok pun selalu menganggap kami seperti cucu2nya sendiri.

Bulan Juli 2006 lalu, saya mengirimkan foto2 dan hasil rekaman kelahiran putri saya yang pertama kepadanya. Ketika saya telepon, dari pembicaraannya dapat saya rasakan betapa simbok sangat berbahagia. Berkali-kali beliau menyatakan keheranan dan rasa syukurnya… beliau tidak menyangka dengan melihat saya dari kecil hingga dewasa, ternyata kini simbok masih diberi kesempatan melihat bayi saya yang mungil. Bahkan menurut mama saya, simbok tidak bosan2nya minta agar VCD tersebut diputar lagi berulang-ulang :-)

Begitulah, setiap kali mendoakan anggota keluarga, tidak lupa nama simbok pun kusebutkan agar Tuhan memberikan kesehatan dan keselamatan padanya… sehingga diberi kesempatan melihat kebahagiaan cucu2nya ini. Amin.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home