Thursday, August 03, 2006

Tips Merancang Kreativitas Anak

Dengan semakin majunya pemikiran orang tua sekarang ini, maka kita sebagai orang tua semakin menyadari pentingnya pemberdayaan kreativitas. Maka cukup dimaklumi kenapa saat ini banyak orang tua - termasuk saya walau masih dalam tahap perencanaan :-) - yang bela-belain memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah “berwawasan internasional” atau “nasional Plus” atau “sekolah internasional” apapun embel-embel nya…..demi pemberdayaan kreativitas tsb yang tidak akan kita dapatkan di sekolah konvensional biasa.

Walaupun kita menyadari bahwa ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan fasilitas itu. Harga sekolah2 tersebut buat saya seringkali - bahkan selalu :-) - mengernyitkan dahi.

Kenapa sih kreativitas begitu penting?

Karena memang patut kita akui bahwa pola pendidikan yang selama ini kita dapatkan di sekolah konvensional biasa tidak begitu saja dapat menjamin kehidupan kita di masa mendatang begitu kita menyelesaikan pendidikan tersebut, kalau kita tidak memiliki Nilai Plus lainnya, salah satunya “ Kreativitas”. Hitung saja berapa banyak sarjana yang menganggur setelah menyelesaikan perguruan tingginya….

Kreativitas membuat seseorang mampu memikirkan cara memecahkan masalah, membuat lagu, mendesain rumah/ baju, bahkan mampu menciptakan sesuatu yang baru yang belum pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya.

Kraetivitas pula yang membuat banyak orang-orang ternama berhasil seperti : Kolonel Sanders (pencipta KFC), Thomas Alva Edison, Mozart, dan lain2

Apa saja yang perlu di lakukan oleh orang tua untuk merangsang & meningkatkan daya kreativitas anaknya?
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

  1. Kebebasan

Anak memerlukan kebebasan untuk mengembangkan kretivitasnya. Kreativitas akan semakin terstimulasi jika si anak boleh melakukan & membuat apapun sekehendak hatinya (tentu saja dalam batas-batas tidak membahayakan , mencelakai orang lain & dirinya sendiri). Contohnya saja jika si anak menggambar gunung & pedesaan, biarkan saja jika ia mau mewarnai gunungnya dengan warna hijau bukan biru seperti yang selama ini, sejak kita TK identik dengan warna biru. Atau mewarnai daun dengan warna merah bukan hijau.

Jika anda sebagai orang tua ingin membantu sebaiknya niat tersebut ditahan dulu sampai si kecil minta bantuan anda

  1. Keleluasaan Tempat

Kebebasan yang kita berikan kepada si anak memerlukan ruang untuk apresiasi kreativitasnya. Ia membutuhkan tempat yang cukup untuk berekplorasi. Jangan takut ia akan mengotori rumah karena ulahnya. Jika perlu sediakan ruang khusus untuknya. Atau dengan menutupi dinding & lantai rumah anda dengan koran bekas atau mat puzzles yang sekarang banyak dijual di mana-mana. Untuk bajunya, sediakan baju khusus untuk bermain buatnya sehingga tidak semua bajunya akan belepotan.

  1. Jangan mengkritik

Jangan pernah mengeluarkan respon negatif bernada kritik terhadap apapun hasil yang ditunjukkan oleh anak anda. Misal: “ Kok warna gunung hijau sih?” atau “ ih adek kalo mewarnai yang teratur dong sayang...” Pernyataan pernyataan di atas walaupun terdengar lembut dan penuk kasih sayang tanpa kita sadari merupakan kritik bagi si anak. Lambat laun si anak akan kehilangan kepercayaan dirinya bahwa ia mampu melakukan sesuatu dengan benar. Hal ini akan membatasi aktivitasnya dan membuat kreativitasnya terhambat. Ingat Kreativitas adalah suatu proses bukan hasil.

Satu hal yang tidak boleh kita lewatkan dalam proses perkembangan anak adalah memberi kan pujian jika ia berhasil membuat sesuatu seperti yang ia harapkan. Pujian akan meningkatakan kepercayaan dirinya bahwa ia mampu menghasilkan sesuatu.

  1. Teladan

Anak akan meniru apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hal ini tidak dapat kita sangkal lagi, begitulah cara anak belajar. Maka dari itu kita sebagai orang tua harus hati-hati karena kita tengah menjadi model panutan si kecil setiap kali kita melakukan sesuatu. Jika ingin si kecil kreatif, maka mulailah dari diri kita dulu untuk menjadi kreatif dalam menyelesaikan masalah kita sehari-hari. Misal, cobalah membuat sendiri parcel sebagai bingkisan menjelang hari raya, sehingga si kecil belajar bahwa ia tidak perlu selalu membeli segala sesuatu dalam bentuk jadi. Atau kita tidak kehilangan akal ketika kunci mobil ketinggalan di dalam mobil, sehingga si kecil belajar untuk mencari solusi dan tidak panik ketika menghadapi situasi yang pelik.

  1. Bercerita

Bercerita akan meningkatkan & menumbuhkan kreativitas anak. Kita dapat bercerita dari buku cerita anak dengan tidak hanya membaca apa adanya dari buku tersebut tetapi dengan menirukan suara-suara yang berlainan sesuai dengan tokoh yang ada di dalam cerita. Atau mengubah sedikit ceritanya sesuai dengan gambar yang ada di buku tersebut. Kita pun dapat meminta si kecil bercerita sesuai dengan gambar yang ia lihat. Sehingga si kecil terlatih untuk berpikir kreatif dengan apa yang di lihatnya.

6. Mengembangkan Imajinasi

Dengan terbiasa berpikir kreatif si kecil akan terbiasa luwes dalm mencari alternatif pemecahan masalahnya. Ia akan belajar bahwa satu masalah akan memiliki lebih dari satu alternatif pemecahan masalah. Variasi pemecaham masalah ini akan didapatnya dengan semakin banyaknya pengetahuan dasar yang ia miliki. Imajinasi akan membantu si kecil membuat variasi pemecahan masalah dengan mengkolaborasikan pengetahuan lama yang ia miliki dengan hal-hal baru. Nah di sinilah peran besar orang tua yaitu deengan membantu si kecil memperkaya hal-hal baru tersebut misal dengan mengajak si anak mengunjungi tempat-tempat yang unik (seperti : seaworld, museum), melalui buku-buku atau vcd ilmu pengetahuan.

Bila kegiatan kreatif telah menjadi keseharian si anak, walaupun bukan jaminan anak kita akan menjadi seorang penemu, tetapi paling tidak ia akan terbiasa melakukan segala sesuatu dengan percaya diri karena ia dapat dan terbiasa mencari alternatif pemecahan masalah jika diperlukan ketika menghadapi masalah. Kemampuan inilah yang akan sangat dibutuhkannya kelak dalam menghadapi segala tantangan hidup.

Sumber Ide : Ayah Bunda 2001
ditulis oleh : Sisca

0 Comments:

Post a Comment

<< Home